TEKS DRAMA SALAHUDDIN AL AYYUBI
Drama Salahuddin Al Ayyubi
Berkenaan
dengan dekatnya Semester terakhir, semester II, guru dari SKI saya
memberi tugas
yg menurutku agak rempong. kenapa? karena tugas ini seperti drama,
kayak
menggambarkan peristiwa-peristiwa gitu. nah, setelah itu aku dan kelompokku
dapat tema
'Biografi Salahuddin al-Ayyubi'. untunglah itu lumayan mudah, karena
peristiwa
sejarah itu ada di LKS SKI, jadi gampang cara membuat naskahnya. lalu aku
setuju kalau
yg membuat teks drama itu aku sendiri. aku sih mending mbuatnya sendiri,
kalau ada
temen" ikut mbuat, jadi gak fokus dehh. selain itu, ada alasan lain yg
mengapa aku
mengerjakannya sendiri, yaitu karena aku hobi sekali nulis-nulis yaa kayak gini
ini. sekian lama sekitar 1 minggu aku berhasil membuat Teksnya dengan bantuan informasi
dari internet dan dari buku. dan ini diaaa....
Judul :
“BIOGRAFI SALAHUDDIN AL-AYYUBI”
Pemain :
1. Ayyub
sebagai Salahuddin Yusuf al-Ayyubi
2. Andik
sebagai Najmuddin bin Ayyub
3. Fahrul
sebagai Assaduddin Syirkuh
4. Dewi
Kartika sebagai Nuruddin Zanki, Tentara Salib 1, PRAJURIT al-Adid 1
5. Ida sebagai
Syawar
6. Intan
sebagai Dirgam, PRAJURIT al-Adid 2
7. Niken
sebagai Amauri
8. Dewi Rahma
sebagai Prajurit N.Z 2, Tentara Salib 2, PRAJURIT al-Adid 3
9. Kharisma
sebagai Prajurit N.Z 1, PRAJURIT al-Adid 4
10. Ifa Elok
sebagai Khalifah al-Adid
11. Rhisma
sebagai Narator
~***~
Salahuddin
Yusuf al-Ayyubi, seorang putra dari Najmuddin bin Ayyub, penguasa
benteng Tikrit
yang berasal dari suku Kurdi Azerbaijan. Nama lengkapnya adalah Abdul
Muzaifar Yusuf
bin Najmuddin bin Ayyub, lahir pada tahun 532 H/1138 M di Tikrit,
Tigris, sebuah
kota yang terletak di antara Baghdad dan Mosul. Ia memulai
pendidikannya
dengan mempelajari Al-Qur’an, Hadist, Fiqih, Bahasa, Nahwu, Tarikh, dan Arab
Sastra di Syiria. Dia gemar berolahraga seperti menunggang kuda dan berburu. Hobinya
membaca dan mendalami masalah-masalah keagamaan, terutama ilmu kalam.
Pada
suatu hari, ayahnya sedang berbincang dengannya di depan sebuah
bangunan kuno
setelah pulang dari masjid. Ia dan ayahnya membicarakan mengenai
kemiliteran.
Kemudian, Ayahnya menawarkan sesuatu kepada Salahuddin, menawarkan ingin
memperkenalkan Salahuddin kepada Nuruddin Zanki, Gubernur Damaskus pada saat
itu.
Najmuddin :
“Wahai anakku, ayah ingin memperkenalkanmu kepada sang penguasa
Damaskus
besok” (sambil tangan kanan memegang bahu Salahuddin)
Salahuddin :
“Aku tak mengenal siapa orang yg menguasai Damaskus”
Najmuddin :
“Nuruddin Zanki yang menguasainya nak” (Najmuddin melepaskan
tangannya
dari bahu Salahhuddin)
Salahuddin :
“Baiklah… (dengan sekali anggukkan kepala),
ayah boleh
memperkenalkanku
kepadanya besok”
Keesokan
harinya, Najmuddin menepati janjinya akan memperkenalkan
Salahuddin
kepada Gubernur Damaskus. Mereka berdua kemudian pergi menuju
Damaskus untuk
menemui Nuruddin Zanki. Stelah sampai di kota Damaskus,Salahuddin
dan Najmuddin
menuju ke Istana tempat Nuruddin memerintah. Sesampai di depan
pintu gerbang
istana, mereka menemui dua prajurit yang membawa tombak di depan
gerbang
itu.Salahuddin dan Najmuddin hendak melangkah masuk, tetapi di cegah oleh
tombak yang
saling bersilangan yang tidak lain milik dua prajurit itu.
Prajurit 1 :
“Mau apa kalian kemari!?” (bentak prajurit 1)
Prajurit 2 :
“Siapa kalian?!” (bentak prajurit 2 juga)
Najmuddin : “
Tenang, Saya adalah penguasa benteng Tikrit, Najmuddin bin Ayyub.
Dan ini putra
saya, Salahuddin al-Ayyubi” (sambil melirik bergantian dua prajurit)
Mendengar
Najmuddin berkata, dua prajurit itu saling melirik satu sama lain,
seakan-akan
tatapan mata itu berbicara ‘apa mereka boleh masuk?’. Tanpa babibu,
kedua prajurit
itu langsung mengangkat tombaknya kembali, sehingga pintu gerbang
istana bisa
dilewati oleh Najmuddin dan Salahuddin.
Nuruddin : “Ya
Najmuddin! Apa maksud dari kedatanganmu kemari?”
Najmuddin :
“Aku ingin memperkenalkan putraku kepadamu”
Nuruddin : “Ia
putramu?” (NR melirik Salahuddin yg berada di depannya,
kemudian
beralih ke NJ)
Najmuddin : “Na’am.
Dia putraku Nuruddin. Salahuddin Yusuf al-Ayyubi”
Salahuddin :
“Benar pak Nuruddin. Saya putra Najmuddin bin Ayyub“
Nuruddin :
“Oh, aku mengerti. Kita keluar sebentar yuk untuk melihat-lihat
keadaan di
luar” (Nuruddin berjalan mendahului mereka berdua, kemudian di susul
oleh
Salahuddin
dan Najmuddin)
Saat Nuruddin,
Najmuddin dan Salahuddin berjalan-jalan di luar istana, banyak
yg
membicarakan Laki-laki yang berada di samping Nuruddin. Salahuddin, banyak yang
membicarakan
tentang dia. Setelah sekian lama mereka berjalan-jalan, mereka bertiga
kembali ke
istana.
Najmuddin
& : “Kami pamit dahulu” (ucap mereka bersama sambil
membungkuk)
Salahuddin
Nuruddin :
“Iya. Syukron. Ehmm.. Salahuddin”(menghampiri
mereka
berdua)
Salahuddin :
“Ada apa?” (menatap Nuruddin)
Nuruddin :
“Maukah engkau ku beri tugas untuk membantu Bani
Fatimiyah di
Mesir?” (Salahuddin nampak berpikir)
Nuruddin :
“Kau akan mendampingi pamanmu, Assaduddin Syirkuh.
Bagaimana?” (ucap
Nuruddin di depan Salahuddin)
Salahuddin :
“Saya terima tawaran anda” (senyum Salahuddin
berkembang).
*~*~*~*
Keesokan
harinya lagi, Salahuddin mendampingi pamannya, Asaduddin yang mendapat tugas
dari Nuruddin Zanki untuk membantu Bani Fatimiyah di Mesir. Perdana Menteri
Syawar yang dikudeta oleh Dirgam menjanjikan imbalan sepertiga pajak tanah Mesir.
Syawar : “aku…
akan … menjanjikan pajak tanah Mesir … kepadamu..” (sedikit
terbata-bata
karena leher Syawar di tahan oleh pedang milik Dirgam)
Dirgam : “Itu
bagus, aku mau sepertiga dari pajak tanah Mesir. Dan satu lagi, Aku
ingin
menduduki jabatanmu” (Dirgam menjauhkan pedangnya dari leher Syawar)
Syawar :
“T-tapi-“ (ucapan Syawar terpotong oleh pedang yang kini tertahan di
lehernya)
Dirgam :
“Jangan membantah..atau kau akan ..” (Menggariskan lehernya
dengan
telunjuk
tangan kiri)
Syawar :
“B-Baiklah, aku a-akan menyerahkan jabatanku. Sekarang..” (kemudian
pedang
terlepas dari leher Syawar)
Dirgam :
“Terima kasih sepenuhnya, Syawar. Tetapi tak semudah itu. Amauri!!”
(bentaknya)
Amauri : “Ada
apa, Dirgam?” (menghampiri Dirgam dan Syawar)
Dirgam :
“Bantu aku untuk melenyapkan orang-orang disini. Siapkan tentaramu
besok!” (berbicara
menghadap Dirgam)
Amauri : “Siap
Tuan!” (memberi hormat tangan)
Setelah
hari itu, Amauri benar-benar menyiapkan tentaranya, Tentara Salib.
Dan Dirgam
yang menjadi pimpinan Tentara Salib. Mereka menghancurkan pasar, rumah warga
Mesir, beberapa bangunan dan membunuh sebagian orang. Tetapi usaha mereka tidak
lama untuk itu setelah Salahuddin, Pamannya dan Pasukannya langsung
menyerang
Tentara Salib untuk yang pertama kalinya. Salahuddin Yusuf al-Ayyubi dan
Pamannya
kemudian berhasil mengalahkan Dirgam. Perdana Menteri Syawar akhirnya
berhasil
menduduki jabatannya kembali.
Syawar :
“Terima kasih telah menolongku” (berjabat tangan dengan
Salahuddin
dan
Asaduddin)
Salahuddin
& : “Sama-sama. Kami juga berterima kasih” (menerima
jabatan tangan
Syawar)
Asaduddin
*~*~*~*
Syawar :
“Tolong Bantu aku untuk mengeser posisi Nuruddin Zanki” (ucapnya
memohon)
Amauri :
“Baiklah ..” (sambil menganggukkan kepala lalu berjabat tangan dengan
*~*~*~*
Tiga
tahun kemudian Salahuddin kembali menyertai pamannya ke Mesir. Hal ini
terjadi karena
Syawar bersekutu dengan Amauri, seorang panglima perang tentara Salib
yang dulu
pernah membantu Dirgam. Hal ini tentu saja membahayakan posisi Nuruddin
Zanki dan umat
Islam. Setelah itu, peperangan dengan sengit terjadi antara pasukan
Salahuddin dan
pasukan Syawar yang dibantu oleh Amauri. Salahuddin kemudian berhasil menduduki
Iskandariyah, tetapi ia dikepung dari darat dan laut oleh tentara Salib yang
dipimpin oleh Amauri.
Salahuddin :
“Hentikan!” (berseru ketika tentara Salib dari darat menyerang
Salahuddin)
Tentara 1 :
“Menyerahlah!” (tangan kanan memegang pedang yang di arahkan ke muka
Salahuddin)
Salahuddin :
“Tidak Akan! Aku ingin berbicara dengan pimpinanmu! Lepaskan aku”
(seketika
itu pedang turun dari muka Salahuddin)
Tentara 1 : “(bersuit),
panggilkan Pimpinan!” (ujar kepada Tentara 2 yang
sedang
bertarung
dengan Asaduddin)
Tentara 2 : “
Baik!” (berhenti menyerang Asaduddin)
Lalu,
datanglah Pimpinan Tentara Salib ..
Amauri : “Ada
apa Saladin? Apa kau menyerah?” (tersenyum licik)
Salahuddin :
“Tidak akan! Aku tidak akan menyerah. Aku mempunyai permintaan
kepadamu,
Amauri”
Amauri : “(tersenyum
sinis) , apa yang kau mau?” (melipat tangan)
Salahuddin :
“Aku ingin peperangan berakhir dengan perjanjian damai antara kita.
Yaitu
pertukaran tawanan perang.”
Amauri :
“Hmmm, boleh saja!” (suara yang agak keras)
Salahuddin :
“Aku akan kembali ke Suriah, Kau kembali ke Yerussalem dan
Iskandariyah
kau serahkan kembali kepada Syawar suruhanmu. Bagaimana?”
Amauri nampak
berpikir lama. Dan setelah itu, ia menyetujui perjanjian yang dibuat oleh Salahuddin.
Amauri :
“Baiklah”
*~*~*~*
Suatu
Ketika, Tentara Salib yang dipimpin oleh Amauri melanggar perjanjian
damai, ia
menyerang Mesir dan bermaksud menguasainya. Hal itu tentu saja sangat
membahayakan
keadaan umat Islam. Mereka banyak membunuh rakyat Mesir serta
berusaha
menurunkan Khalifah al-Adid dari jabatannya. Melihat keadaan itu, Asaduddin
Syirkuh dan
Salahuddin al-Ayyubi kembali memasuki Mesir lagi.
Salahuddin :
“Paman (langkah Asaduddin terhenti begitu juga Salahuddin),
mereka
benar-benar
kembali menyerang Mesir lagi?” (tanya sambil berhenti di
tempat)
Asaduddin : “
Benar, mereka benar-benar kembali” (lalu berjalan lagi
meninggalkan
Salahuddin
yang diam di tempat)
Salahuddin :
“Dan kini, Aku punya ambisi untuk mengganti paham Syiah dgn paham
Suni dan
mengusir tentara Salib dari wilayah Islam!” (berjalan
lagi menyusul pamannya)
Mereka
berdua beserta lainnya sudah memasuki kota Mesir, tinggal persiapan
untuk
berperang mengalahkan Tentara Salib yang dipimpin oleh Amauri. Mereka
kemudian
berangkat dengan menunggangi kuda dan membawa senjata tombak.
Tiba-tiba
jalan mereka terhenti begitu saja karena tentara Salib yang dipimpin oleh
Amauri
mencegah jalan mereka. Tanpa babibu, mereka kemudian berkata ‘SERAAANG!!’
dan
berperanglah mereka hingga Amauri berhasil di kalahkan dan Mesir dapat
dibebaskan
dari ancaman tentara Salib.
Syawar : “Kau
ini bagaimana!! Mengalahkan mereka saja tak becus!!” (bentaknya
kepada
Amauri yang duduk dengan menundukkan kepala)
Amauri :
“Mereka terlalu kuat, Syawar” (masih menundukkan kepala)
Syawar : “Kau
saja yang Lemah! Sudahlah! Biar aku saja yang akan membunuh
mereka,
Terutama Saladin dan Asaduddin. Aku sudah cukup muak melihat mereka terus
seperti ini!” (kalimat
terkhir mengangkat tangan kanan dan mengepalkannya erat.)
Sayang
sekali, rencana untuk membunuh Salahuddin al-Ayyubi dan Asaduddin Syirkuh diketahui
oleh Asaduddin Syirkuh sendiri, ketika ia akan memberitahu Syawar bahwa Tentara
Salib sudah di kalahkan.
Asaduddin :
“Ternyata Syawar dalang dari semua ini. Dasar Picik! Dia berusaha
membunuhku dan
ponakanku. Aku akan segera melaporkanmu Syawar”(ucapnya
pelan lalu pergi dari balik pintu)
Asaduddin
ternyata melaporkan tindakan Syawar kepada Khalifah al-Adid. Ia
menceritakan,
sejak awal Syawar dengki dengan keberhasilan Asaduddin Syirkuh dan
Salahuddin
Yusuf al-Ayyubi, lalu berusaha membunuh keduanya dengan tangannya
sendiri. Akan
tetapi Asaduddin Syirkuh sudah mengetahui rencana jahat Syawar ini.
Setelah
selesai menceritakan semuanya, Khalifah al-Adid ingin Syawar di tangkap
sekarang. Bila
tidak, ia akan bertindak lebih cepat.
Khalifah
al-Adid : “Kita harus menangkapnya sekarang, Asaduddin. Bila tidak
sekarang,
Syawar akan bertindak lebih cepat” (berdiri dari duduknya)
Asaduddin :
“Benar. Anda harus seperti itu” (menengok ke atas melihat
kea
rah
al-Adid)
Khalifah
al-Adid : “Iya. Prajurit!” (tegasnya)
Segerombolan
Prajurit Khalifah al-Adid datang membawa tombaknya, dan duduk
menghormati
Khalifah al-Adid dan Asaduddin Syirkuh.
PRAJURIT :
“ada apa, Wahai Khalifah al-Adid!” (ucap mereka bersama)
Khalifah
al-Adid : “Tangkap Perdana Menteri Syawar dan bawa dia kepadaku.
SEKARANG!”
Prajurit 1 :
“Mengapa Syawar harus di tangkap?”
Khalifah
al-Adid : “Kalian akan mengetahuinya setelah kalian menangkapnya. Cepat Tangkap
dia!”
PRAJURIT :
“BAIKLAH” (ucap mereka serempak)
Setelah
beberapa jam kemudian, Prajurit menangkap Syawar yang kini memberontak di
gengaman
tangan PRAJURIT.
Syawar :
“AARRGH! LEPASKAN AKU! HEY KAU! Al-ADID! LEPASKAN AKU!”
Khalifah
al-Adid : “DIAM!!” (al-Adid berjalan menuju Syawar dan berhenti tepat di
depannya)
Syawar : “Aku
SALAH APA??! KAU TAK BOLEH SEPERTI INI! KAU INGAT,
AKU SIAPA?!” (ia
masih memberontak secara kasar)
Khalifah
al-Adid : “Aku bilang DIAAMM!” (seketika itu berontakan
Syawar terhenti)
Khalifah
al-Adid : “Kau berencana untuk membunuh Asaduddin Syirkuh dan
Salahuddin
al-Ayyubi, kan? Jawab aku!” (berjalan mondar-mandir dan berhenti
tepat di
kata
‘Jawab aku’)
(Syawar
kemudian membulatkan kedua matanya dan seolah-olah ia berfikir
‘bagaimana
bisa ia tau?’)
Syawar masih
tidak bergeming, ia terlalu pengecut untuk mengatakan hal yang
seharusnya ia
lakukan sekarang.
Khalifah
al-Adid : “Atas perintahku, Hukum Syawar Mati” (sambil
melihat kea rah
Syawar
yg ada di depannya)
Syawar :
“Arghh! Dasar tak tau diri! Awas kau al-Adid!” (memberontak
ketika
tubuhnya di geret Prajurit untuk di hukum MATI sekarang) (ketika ia melewati
Asaduddin,
ia berbisik sesuatu kepadanya)
Syawar : “Apa
kabaar Asaduddin? Kita akan bertemu lagi disana esok.
Ahahahaha!” (ia
tertawa puas dan kembali memberontak dari pegangan PRAJURIT 3 dan
4)
Asaduddin :
“Apa maksud dari perkataannya..”
Khalifah
al-Adid : “Sudah, jangan terlalu dipikirkan. Ia mungkin sedang tak waras.
Menjelang ajalnya.
Hehehe” (menyengol lengan Asaduddin. Asaduddin hanya membalas dgn sebuah
senyuman)
*~*~*~*
Sebagai
imbalan atas jasa-jasanya Asaduddin Syirkuh yang telah melaporkan
tindak
kejahatan Syawar, Khalifah al-Adid mengangkat Asaduddin Syirkuh sebagai
Perdana
Menteri Mesir. Ini merupakan pertama kalinya keluarga al-Ayyubi menjadi
perdana
Menteri. Namun Sayangnya, ajal sudah tiba, Tuhan ingin menarik kembali raga
Makhluk ciptaan-Nya. Asaduddin Syirkuh, paman Salahuddin al-Ayyubi meninggal
dunia. Beliau hanya berkuasa selama dua bulan. Sejak itu, Khalifah al-Adid
mengangkat Salahuddin Yusuf al-Ayyubi untuk menggantikan pamannya. Pada waktu
itu, usianya masih 32 tahun.
Khalifah
al-Adid : “Aku mengangkat Salahuddin Yusuf al-Ayyubi sebagai Perdana
menteri Mesir
untuk menggantikan Asaduddin Syirkuh” (ucapnya kepada
rakyat-rakyat
Mesir)
Salahuddin :
“Saya sanggup untuk menggantikan paman saya, Asaduddin
Syirkuh
menjadi
perdana
menteri di Mesir” (sambil memamerkan giginya)
Khalifah
al-Adid : “Terima kasih nak telah sanggup menggantikan pamanmu, aku
tak percaya..
anak seusiamu penuh dengan perjuangan dan peperangan. Ckck, aku salut
kepadamu” (menepuk
bahu Salahuddin)
Salahuddin :
“Terima kasih Khalifah al-Adid” (ia tebar senyuman)
Khalifah
al-Adid : “Nah, sebagai perdana menteri, kamu mendapatkan gelar
al-Malik
an-Nasir”
Salahuddin :
“Terima kasih banyak..Alhamdulilah, Ya Allah J …”
*~*~*~*
Beberapa
tahun Kemudian, Setelah Khalifah al-Adid, khalifah terakhir Dinasti
Fatimiyah
wafat. Salahuddin Yusuf al-Ayyubi berkuasa penuh untuk menjalankan peran
keagamaan dan
politik. Saat itulah Dinasti Ayyubiyah mulai berkuasa.
Kehidupan
Salahuddin al-Ayyubi penuh dengan perjuangan dan peperangan. Hal itu di
lakukannya
demi Negara dan memadamkan sebuah pemberontakan dan juga
menghadapi
tentara Salib. Ia bukanlah seorang yang ambisius. Perang hanya ia lakukan
untuk
memepertahankan dan membela agama Allah. Ia salah satu seorang pahlawan
besar dalam sejarah …
No comments: