MATERI PAI KELAS 9 "Menelusuri Tradisi Islam di Nusantara"
1.
TRADISI
NUSANTARA SEBELUM ISLAM
Sebelum agama Hindu-Budha masuk
Indonesia, masyarakat telah memiliki kepercayaan kepada benda-benda alam dan
ruh nenek moyang. Hal ini mempengaruhi kehidupan masyarakat. Banyak ritual
dilakukan sebelum melakukan kegiatan yaitu : ritual melaksanakan hajatan,
kelahiran, perkawinan, kematian dan lain-lain. Tradisi mereka lakukan turun
temurun.
Di India, candi merupakan kuil
untuk memuja para dewa dengan bentuk stupa. Di Indonesia selain tempat pemuja,
berfungsi sebagai makam raja atau tempat untuk menyimpan abu jenazah raja yang
telah meninggal. Candi sebagai tanda penghormatan masyarakat terhadap sang
raja.
Diatas makam sang raja, biasanya
didirikan patung raja yang mirip dengan dewa yang dipujanya, fungsi candi di
India dan tradisi pemakaman dan pemujaan nenek moyang di Indonesia.
Bentuk-bentuk bangunan candi umumnya punden berundak, yaitu bangunan tempat
pemujaan ruh nenek moyang ( Candi Borobudur).
2.
AKULTURASI
BUDAYA ISLAM
Akulturasi merupakan proses
campuran percampuran antara unsur kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang
lain sehingga terbentuk kebudayaan yang baru tanpa menghilangkan sama sekali
ciri khas masing-masing kebudayaan lama.
Proses akulturasi tidak hanya
bersifat kebendaan atau material. Budaya islam adalah segala macam bentuk
cipta, rasa dan karsa yang berasal dan berkembang dalam masyarakat serta telah
mendapat pengaruh Islam . tradisi Islam adalah kebiasaan atau adat istiadat
yang dilakukan turun temurun dan mengandung ajaran-ajaran Islam. Islam
sesungguhnya membuka diri terhadap budaya-budaya dari luar islam. Islam
mempersilakan siapapun untuk berpendapat, mengemukakan ide dan gagasan, ataupun
menciptakan budaya-budaya tertentu, asalkan sesuai prinsip-prinsip sebagai
berikut.
a. Tidak
melanggar ketentuan hukum halal-haram.
b. Mendatangkan
mashlahat (ke-baikan) dan tidak menimbulkan mafsadat (kerusakan).
c. Sesuai
dengan prinsip al-Wala` (kecintaan yang hanya kepada Allah Swt. dan apa saja
yang dicintai Allah Swt.) dan al-Bara` (berlepas diri dan membenci dari apa
saja yang dibenci oleh Allah Swt.).
Kesenian termasuk dalam unsur kebudayaan, sebab
perwujudan dari kebudayaan tidak terlepas dari hasil olah pikir dan perilaku
manusia lewat bahasa, pergaulan, dan organisasi sosial. Kesenian merupakan
salah satu media paling mudah diterima dalam penyebaran Islam. Salah satu
buktinya adalah penyebaran Islam dengan menggunakan media wayang kulit dan
gamelan seperti yang dilakukan Sunan Kalijaga.
Berikut ini adalah seni budaya Nusantara yang telah
mendapatkan pengaruh dari ajaran Islam.
1) Nama-Nama
Bulan dalam Jawa
NO
|
Nama Bulan
Dalam Islam
|
Nama Bulan
dalam Penanggalan Jawa
|
1
|
Muharram
|
Sura
|
2
|
Safar
|
Sapar
|
3
|
Rabiul Awwal
|
Mulud
|
4
|
Rabiul Akhir
|
Bakda Mulud
|
5
|
Jumadil Awal
|
Jumadil Awal
|
6
|
Jumadil Akhir
|
Jumadil Akhir
|
7
|
Rajab
|
Rejeb
|
8
|
Sya’ban
|
Ruwah
|
9
|
Ramadhan
|
Pasa
|
10
|
Syawal
|
Syawal
|
11
|
Zulqaidah
|
Apit
|
12
|
Zulhijjah
|
Besar
|
2) Seni
Bangunan Masjid
Wujud akulturasi terlihat dalam
bangunan masjid kuno, yaitu dilihat dari bentuk bangunan, menara dan letak
masjid. Kebanyakan bentuk bangunan masjid di Indonesia terutama di Jawa
berbentuk seperti pendopo yang berbentuk bujur sangkar.
Menara berfungsi sebagai tempat
menyerukan azan. Bentuk akulturasi ini terlihat pada menara Masjid Kudus yang
terbuat dari terakota yang tersusun seperti candi, sedangkan di Banten bentuk
menara menyerupai mercusuar di Eropa.
3) Seni
Ukir Kaligrafi
Seni ukir yang dimaksud adalah seni
ukir hias untuk hiasan masjid, bangunan makam di bagian jirat, nisan, cungkup
dan tiang cungkup. Seni ukir hias ini antara lain berupa dedaunan, motif bunga
(teratai), bukit-bukti karang, panomara alam, dan ukiran kaligrafi. Kaligrafi
adalah seni menulis indah dengan merangkaikan huruf-huruf Arab atau ayat suci
Al-Qur’an, hadist, asma Allah SWT. Shalawat maupun kata-kata hikmah yang
diinginkan.
4) Seni
Tari
Tari Zipin adalah sebuah tarian
yang mengiringi musik qasidah dan gambus. Tari Zipin diperagakan dengan gerak
tubuh yang indah dan lincah. Disamping Tari Zipin, ada Tari Seudati dari Aceh.
Tarian ini sering disebut tari Saman. Seudati berasal dari kata Syaidati yang
berarti permainan orang-orang besar. Disebut sebagai Tari Saman karena
mula-mula permainan ini dimainkan oleh delapan orang. Saman berasal dari bahasa
Arab yang artinya delapan. Dalam tari Seudati para penari menyanyikan lagu
tertentu yang berupa shalawat.
5) Seni
Musik
Hadrah adalah salah satu jenis alat
musik yang bernafaskan Islam. Qasidah artinya suatu jenis seni suara yang
menampilkan nasihat-nasihat keislaman. Biasanya qasidah diiringi dengan musik
rebana. Sejarah pertama kali penggunaan musik rebana adalah ketika Rasulullah
saw. hijrah dari Mekah menuju Madinah. Sesampainya di Madinah Rasulullah saw.
disambut dengan meriah di Madinah dengan lantunan musik rebana.
6) Seni
pertunjukan
Wayang pada mulanya dibuat dari
kulit kerbau, hal ini dimulai pada zaman Raden Patah. Dahulunya lukisan seperti
bentuk manusia, kemudian para wali mengubah bentuknya. Dari yang semula lukisan
wajahnya menghadap lurus kemudian agak dimiringkan. Sumber cerita dalam
mementaskan wayang diilhami dari Kitab Ramayana dan Mahabarata. Tentunya para Wali
mengubahnya menjadi cerita-cerita keislaman, sehingga tidak ada unsur
kemusyrikan di dalamnya.
7) Seni
Sastra
Jenis-jenis karya sastra yang
sesuai dengan ajaran Islam di antaranya sebagai berikut.
a) Babad
Babad
adalah dongeng yang sengaja diubah sebagai cerita sejarah. Dalam babad, tokoh,
tempat, dan peristiwa hampir semua ada daIam sejarah, tetapi penggambarannya
dilakukan secara berlebihan. Babad merupakan campuran antara fakta sejarah,
mitos dan kepercayaan. Contohnya Babad Tanah Jawi, Babad Cirebon, Babad
Mataram, Babad Surakarta, Babad Giyanti, dan Babad Pakepung.
Di
daerah Melayu, babad dikenal dengan nama sejarah sarasilah (silsilah) atau
tambo, yang juga diberi judul hikayat. Contohnya Tambo Minangkabau, Hikayat
Raja-raja Pasai, dan Hikayat Sarasilah Perak.
b) Hikayat
Hikayat
adalah cerita atau dongeng yang biasanya penuh dengan keajaiban dan keanehan.
Tidak jarang hikayat berpangkal pada tokoh-tokoh sejarah atau peristiwa yang
benar-benar terjadi. Di antara hikayat yang terkenal adalah hikayat Raja-raja
Pasai, Hikayat 1001 malam, Hikayat Bayan Budiman dan lain-lain.
c) Suluk
Suluk
adalah kitab-kitab yang menguraikan soal tasawuf. Kitab suluk sangat rnenarik
karena sifatnya pantheisme, yaitu menjelaskan tentang bersatunya manusia dengan
Tuhan (manunggaling kawulo lan Gusti). Pujangga-pujangga kerajaan dan para wali
yang menghasilkan karya-karya sastra jenis suluk adalah seperti di bawah ini.
a) Sunan
Bonang mengembangkan ilmu suluk dalam bentuk puisi yang dibukukan dalam Kitab
Bonang.
b) Hamzah
Fansuri menghasilkan karya sastra dalam bentuk puisi yang bernafaskan
keislaman, misalnya Syair Perahu dan Syair Dagang.
c) Syekh
Yusuf, seorang ulama Makassar yang diangkat sebagai pujangga di kerajaan
Banten, berhasil menulis beberapa buku tentang tasawuf.
8) Kesenian
Debus
Kesenian debus difungsikan sebagai
alat untuk membangkitkan semangat para pejuang dalam melawan penjajah. Debus
merupakan seni bela diri untuk memupuk rasa percaya diri dalam menghadapi
musuh. Kesenian ini mempertunjukkan aksi kekebalan tubuh terhadap benda-benda
tajam. Filoso• dari kesenian ini adalah kepasrahan kepada Allah Swt. yang
menyebabkan mereka memiliki kekuatan untuk menghadapi bahaya.
3.
MELESTARIKAN
TRADISI ISLAM DI NUSANTARA
Tradisi adalah kebiasaan atau adat
istiadat yang dilakukan turun temurun oleh masyarakat. Tradisi Islam di
Nusantara digunakan sebagai metode dakwah para ulama zaman itu.
A. Halal
Bihalal
Halal
bihalal dilakukan pada Bulan Syawal, berupa acara saling bermaaf-maafan. Tujuan
halal bihalal selain saling bermaafan adalah untuk menjalin tali silaturahim
dan mempererat tali persaudaraan. Sampai saat ini tradisi ini masih dilakukan
di semua lapisan masyarakat.
Istilah
halal bihalal berasal dari bahasa Arab (halla atau halal) tetapi tradisi halal
bi halal itu sendiri adalah tradisi khas bangsa Indonesia, bukan berasal dari
Timur Tengah. Bahkan bisa jadi ketika arti kata ini ditanyakan kepada orang
Arab, mereka akan kebingungan dalam menjawabnya.
Dengan
acara halal bihalal, pemimpin agama, tokoh-tokoh masyarakat dan pemerintah akan
berkumpul, saling berinteraksi dan saling bertukar informasi. Dari komunikasi
ini akan mempererat kekeluargaan dan dapat menyelesaikan berbagai masalah yang
ada.
B. Tabot
atau Tabuik
Tabot
atau Tabuik, adalah upacara tradisional masyarakat Bengkulu untuk mengenang
kisah kepahlawanan dan kematian Hasan dan Husein bin Ali bin Abi Thalib, cucu
Nabi Muhammad saw. Kedua cucu Rasulullah saw. ini gugur dalam peperangan di
Karbala, Irak pada tanggal 10 Muharam 61 Hijriah (681 M).
Istilah
Tabot berasal dari kata Arab, “tabut”, yang secara harfiah berarti kotak kayu
atau peti. Tidak ada catatan tertulis sejak kapan upacara Tabot mulai dikenal
di Bengkulu. Namun, diduga kuat tradisi ini dibawa oleh para tukang yang
membangun Benteng Marlborought (1718-1719) di Bengkulu. Para tukang bangunan
tersebut, didatangkan oleh Inggris dari Madras dan Bengali di bagian selatan
India.
C. Kupatan
(Bakdo Kupat)
Tradisi
membuat kupat ini biasanya dilakukan seminggu setelah hari raya Idul Fitri.
Biasanya masyarakat berkumpul di suatu tempat seperti mushala dan masjid untuk
mengadakan selamatan dengan hidangan yang didominasi kupat (ketupat). Kupat
merupakan makanan yang terbuat dari beras dan dibungkus anyaman (longsong) dari
janur kuning (daun kelapa yang masih muda). Sampai saat ini ketupat menjadi
maskot Hari Raya Idul Fitri.
D. Sekaten
di Surakarta dan Yogyakarta
Sekaten
diadakan untuk melestarikan tradisi para wali dalam memperingati kelahiran Nabi
Muhammad saw. Sebagai tuntunan bagi umat manusia, diharapkan masyarakat yang
datang ke Sekaten juga mempunyai motivasi untuk mendapatkan berkah dan
meneladani Nabi Muhammad saw.
Dalam
upacara Sekaten tersebut disuguhkan gamelan pusaka peninggalan dinasti
Majapahit yang telah dibawa ke Demak. Suguhan ini sebagai pertanda bahwa dalam
berdakwah para wali mengemasnya dengan menjalin kedekatan kepada msyarakat.
E. Grebeg
Tradisi
untuk mengiringi para raja atau pembesar kerajaan. Grebeg pertama kali
diselenggarakan oleh keraton Yogyakarta oleh Sultan Hamengkubuwana ke-1. Grebeg
dilaksanakan saat Sultan memiliki hajat dalem berupa menikahkan putra
mahkotanya. Grebek di Yogyakarta di selenggarakan 3 tahun sekali yaitu: pertama
grebek pasa-syawal diadakan setiap tanggal 1 Syawal bertujuan untuk menghormati
Bulan Ramadhan dan Lailatul Qadr, kedua grebeg besar, diadakan setiap tanggal
10 dzulhijjah untuk merayakan hari raya kurban dan ketiga grebeg maulud setiap
tanggal 12 Rabiul awwal untuk memperingati hari Maulid Nabi Muhammad saw.
Selain kota Yogyakarta yang menyelenggarakan pesta grebeg adalah kota Solo, Cirebon
dan Demak.
F. Grebeg
Besar di Demak
Tradisi
Grebeg Besar merupakan upacara tradisional yang setiap tahun dilaksanakan di
Kabupaten Demak Jawa Tengah. Pada tahun 1428 tertulis dalam Caka tersebut Sunan
Giri meresmikan penyempurnaan masjid Demak. Tanpa diduga pengunjung yang hadir
sangat banyak. Kesempatan ini kemudian digunakan para Wali untuk melakukan
dakwah Islam. Jadi, tujuan semula Grebeg Besar adalah untuk merayakan Hari Raya
Kurban dan memperingati peresmian Masjid Demak.
G. Kerobok
Maulid di Kutai dan Pawai Obor di Manado
Istilah
Kerobok berasal dari Bahasa Kutai yang artinya berkerubun atau berkerumun oleh
orang banyak. Tradisi Kerobok Maulid dipusatkan di halaman Masjid Jami’
Hasanuddin, Tenggarong. Tradisi ini dilaksanakan dalam rangka memperingati
kelahiran Nabi Muhammad saw., tanggal 12 Rabiul Awwal.
Bagi
warga muslim setempat pawai obor sudah jadi tradisi dan dilaksanakan
turun-temurun sebagai simbol penerangan. Lebih lanjut simbol penerangan itu
bermakna bahwa kelahiran Nabi Muhammad saw. adalah membawa ajaran yang menjadi
cahaya penerang iman saat manusia hidup dalam kegelapan dan kemusyrikan.
H. Tradisi
Rabu Kasan di Bangka
Tradisi
Rabu Kasan dilaksanakan di Kabupaten Bangka setiap tahun, tepatnya pada hari
rabu terakhir bulan Safar. Hal ini sesuai dengan namanya, yakni Rabu Kasan
berasal dari Kara Rabu Pungkasan (terakhir).
Upacara
Rabu Kasan sebenarnya tidak hanya dilakukan di Bangka saja, tetapi juga di
daerah lain, seperti di Bogor Jawa Barat dan Gresik Jawa Timur. Pada dasarnya
maksud dari tradisi ini sama, yaitu untuk memohon kepada Allah Swt. agar
dijauhkan dari bala’ (musibah dan bencana).
I. Dugderan
di Semarang
Tradisi
dugderan merupakan tradisi khas yang dilakukan oleh masyarakat Semarang, Jawa
Tengah. Tradisi Dugderan dilakukan untuk menyambut datangnya bulan puasa.
Ritual dugderan akan dilaksanakan setelah shalat Asar yang diawali dengan
musyawarah untuk menentukan awal bulan Ramadan yang diikuti oleh para ulama.
Hasil musyawarah itu kemudian diumumkan
kepada khalayak. Sebagai tanda dimulainya berpuasa dilakukan pemukulan bedug.
Hasil musyawarah ulama yang telah dibacakan itu
kemudian
diserahkan kepada Kanjeng Gubernur Jawa Tengah. Setelah itu Kanjeng Bupati
Semarang (Walikota Semarang) dan Gubernur bersama-sama memukul bedug kemudian
diakhiri dengan doa.
J. Budaya
Tumpeng
Tumpeng
adalah cara penyajian nasi beserta lauk-pauknya dalam bentuk kerucut. Nasi
tumpeng umumnya berupa nasi kuning, atau nasi uduk. Cara penyajian nasi ini
khas Jawa atau masyarakat Betawi keturunan Jawa, dan biasanya dibuat pada saat
kenduri atau perayaan suatu kejadian penting. Meskipun demikian, budaya tumpeng
sudah menjadi tradisi nasional bangsa Indonesia. Tumpeng biasa disajikan di
atas tampah (wadah tradisional) dan dialasi daun pisang. Ada tradisi tidak
tertulis yang menganjurkan bahwa pucuk dari kerucut tumpeng dihidangkan bagi
orang yang dituakan dari orang-orang yang hadir. Ini dimaksudkan untuk
menunjukkan rasa hormat kepada orang tersebut. Saat ini budaya tumpeng sudah
menjadi tradisi nasional bangsa Indonesia.
bang pengen nganu,,,,an
ReplyDeletemaaf kalau salah kalau salah saya maaf ya salah kalau maaf ya
ReplyDeletehey november 1994 (N1994)
Delete